Kuciptakan Segelas Kopi Dari Sebotol Tinta Hitam

Fajar semakin terbenam bagai semangat yang perlahan surut, tatkala kuterdiam menghitari kejamnya rongga suasana di tepi jalan selepas pulang mencari nafkah. Lelah yang tiada arti menggambarkan suasana hati yang setengah mati.
 -
Lelah kumencari jati diri padahal berbagai cara telah kutempuh agar aku dapat mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Dunia yang kuanggap monoton dan tidak dapat memberikan bantuan sama sekali. Mencari-cari yang tidak pasti hanyalah cara mengetuk hati dan berkata pada diri sendiri bahwa aku tidak berguna.
-
Terasa letih bekerja seharian penuh lalu pulang mencari suatu yang bisa menghibur membahagiakan hati. Setelah lama mencari, tak kudapatkan apa-apa yang kudapat hanya kesunyian. Dalam sunyi aku merasa sepi, dalam kesepian aku tak berdaya.
-
Ketidakberdayaan membuatku mati rasa, rasa apapun bagiku semua sama. Pernah terlintas dibenakku untuk menjadi makanan bumi tapi setelah kuberpikir berulang-ulang itu hanyalah kebodohan yang kubuat cepat.
-
Dalam rasa frustasi kupulang kegubug untuk rehat, kududuk termenung memikirkan siapa aku untuk apa aku dilahirkan dan menjadi bagian dari dunia ini. Gubug yang indah tapi barang-barang yang tidak tertata memacuku untuk merapihkannya.
-
Aku temukan sebotol tinta hitam, aku rasa barang ini tidak berguna dan perlu dibuang. Tapi setelah kuperhatikan, aku temukan manfaat tinta ini, bahwasannya aku bisa menjadikannya nutrisi otak. Kuputuskan menjadikan sebotol tinta ini menjadi segelas kopi.
-
Bagiku kopi adalah minuman yang mengajarkan kita untuk menikmati segala sesuatu itu tidak perlu terburu-buru. Filosopi ini kusuntikan kedalam hidupku bahwa aku belum berakhir dan tidak perlu terburu-buru dalam memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masa depan. Kunikmati hidup ini dan percaya bahwa ada hari esok yang lebih baik.

Komentar